Ini Bedanya Mobil Konsep, Prototipe dan Produksi Massal!
Beberapa hari lalu, Honda baru saja
meluncurkan mobil konsep terbarunya yakni Honda N7X atau New 7-Seater eXcitement. Memadukan keunggulan SUV dan MPV, mobil
konsep ini terlahir berkat hasil riset tim Honda R&D Asia Pacific terhadap
kebutuhan keluarga Indonesia.
Tentunya N7X bukan mobil konsep pertama
yang pernah diluncurkan Honda. Sebelumnya, Honda juga pernah meluncurkan mobil Small RS Concept, Honda BR-V Prototype
dan Honda LMPV Concept.
Mobil konsep biasanya diperkenalkan untuk melihat reaksi pasar, untuk
mengetahui apakah penampilan dan fitur yang dirancang layak untuk
direalisasikan.
Secara garis besar, ada tiga tahapan penting yang harus dilakukan sebelum sebuah mobil diproduksi dan dipasarkan. Apa saja? Simak penjelasan berikut!
1.) Konsep
Menurut pengertian di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Konsep” dapat diartikan sebagai ide, rancangan, atau gambaran yang ada di dalam pikiran.
Fase ini menjadi tahap awal dari lahirnya suatu produk. Konsep lahir dan dikembangkan berdasarkan survey pasar yang meliputi selera, daya beli, kebutuhan dan keinginan konsumen.
Saat menunjukkan konsep, tim R&D membuat sebuah mobil replika untuk menggambarkan konsepnya dengan lebih jelas. Hal ini berguna untuk mengukur reaksi pasar, untuk mengetahui apakah konsep tersebut cocok untuk direalisasikan.
Namun, karena masih berupa konsep, mobil konsep belum didesain dengan mengacu pada model tertentu. Oleh karena itu, ada beragam kemungkinan yang dapat dikembangkan dari sebuah mobil konsep. Pembelajaran dari mobil konsep tersebut dapat digunakan untuk membuat sebuah produk baru, atau konsepnya bisa diterapkan ke mobil yang sudah ada.
Salah satu contoh mobil konsep yang tengah dipamerkan oleh Honda di Indonesia adalah Honda N7X Concept atau New 7-Seater eXcitement, yang kini sedang dipamerkan di Dreams Café hingga 7 Juni 2021.
Mobil konsep sendiri terbuat dari bahan yang beraneka ragam, mulai dari carbon fiber, metal, lilin, tanah liat, plastik, kaca dan sebagainya. Karena bahan-bahan tersebut, material mobil konsep tidak sekuat mobil asli. Itulah mengapa, pengunjung dilarang untuk menyentuh mobil konsep karena dikhawatirkan dapat menimbulkan kerusakan.
Selain itu, karena mobil
konsep merupakan sebuah “patung” atau “replika”, biasanya mobil ini belum
memiliki kabin di dalamnya sehingga pengunjung tidak bisa membuka pintu
kendaraan untuk melihat interiornya.
2.) Prototipe
Prototipe lahir dari sebuah mobil konsep yang telah didesain dengan lebih matang, sesuai dengan hasil survey yang dilakukan oleh tim R&D saat memamerkan mobil konsep. Oleh karena itu, mobil prototipe biasanya telah memiliki beragam fitur eksterior dan interior yang tidak jauh berbeda dengan versi produksi massalnya kelak.
Kendaraan prototipe dibuat
sebagai bocoran bagi publik, sehingga produsen mobil dapat melihat reaksi pasar
terhadap suatu produk. Apabila publik memberikan reaksi yang positif, besar
kemungkinan sebuah mobil prototipe akan menjadi mobil yang diproduksi secara massal.
3.) Produksi Massal
Setelah melalui serangkaian survey dan melihat reaksi pasar terhadap mobil prototipe, maka selanjutnya mobil siap untuk diproduksi secara massal.
Tentunya, sebelum diproduksi, produsen akan membuat perencanaan yang matang dalam menentukan jumlah unit yang diproduksi, tipe dan warna yang disediakan, kisaran harga dan fitur-fitur didalamnya. Selain itu, mobil yang akan diproduksi juga wajib lulus uji kualitas dan kualifikasi dengan indeks penilaian yang ditetapkan, baik produsen itu sendiri atau lembaga lain yang terkait seperti pemerintah.
Produksi massal berarti
prototipe yang dinilai sudah sesuai dengan keinginan produsen, calon konsumen
dan lembaga terkait. Kendaraan itu sudah bisa diproduksi dalam jumlah banyak
serta dipasarkan ke masyarakat.