BRAVER INDONESIA “Be One”
Final Culinary Race 2017 Diramaikan Komunitas BRAVER INDONESIA "Be One"

Perjalanan panjang para peserta Honda BR-V Culinary Race 2017 yang pesertanya  Di Dominasi dari Komunitas BRAVER INDONESIA “Be One” Yang di Komandoi Jay Arifin atau Bang Jay, telah sampai pada titik akhir. Ke-25 finalis yang berhasil lolos dari babak semifinal di minggu sebelumnya, bersiap kembali untuk beradu kecepatan dan ketangkasan di final Culinary Race yang diadakan di Kota Malang, Sabtu, 4 November 2017 kemarin. Berkumpul di titik poin Terminal BBM Kota Malang, para racer kemudian kembali tancap gas untuk mencari ketujuh pit stop yang tersebar mulai dari Kota Malang hingga Kota Batu.

Uniknya, spesial khusus di momen final ini, para racer juga dituntut untuk menggunakan kostum-kostum bertema Halloween sebagai identitas tim mereka. Mulai dari kostum drakula, pasien rumah sakit, genderuwo, hulk, hingga body painting dengan tema menyeramkan. Bahkan tidak berhenti hanya pada kostum, tantangan yang dihadapi oleh para racer di tiap pit stop rupanya juga turut bertema Halloween alias ‘menyeramkan’. Bagaimana tidak, para racer diharuskan berhadapan dengan tantangan-tantangan bertema pedas yang harus ditaklukkan untuk mencapai garis finish.

Seperti di Warung Sambal Kocok Mamah Sum, para racer ‘dipaksa’ untuk menghabiskan 4 kategori sambal khas Mamah Sum dengan hanya boleh dicocol dengan satu iris tahu atau tempe. Di Kedai Si Mbok, peserta juga diharuskan menghabiskan Mi Kuah Ibu Tiri berukuran jumbo yang terdiri dari 100 gram cabai. Sementara di Kendi Indonesian Bistro tidak jauh berbeda, selain harus melahap 4 buah kentang rebus, racer juga harus menghabiskan  4 jenis sambal mulai terasim pencit, bajak, dan tomat. ‘Menyeramkan’, bukan? Lanjut ke pit stop Buka Baju (Gubuk Makan Baso Keju), tiap peserta harus melahap lima baso yang sudah disiram sambal khas, sementara di Bukit Delight mereka juga disajikan Noodle delight hot yang jadi andalan resto tersebut. Nah, sedikit cooling down, para peserta akhirnya bisa sedikit berlega karena di pit stop Cokelat Klasik, mereka cukup menebak rasa menu minuman dengan kondisi mata tertutup.

Dari seluruh pit stop yang sudah dilewati, pit stop terakhir yang musti dikunjungi oleh para peserta adalah pit stop Museum Angkut, Kota Batu. Sekaligus sebagai tempat penutupan Culinary Race, Museum Angkut juga menyediakan tantangan berupa estafet perahu yang mewajibkan peserta untuk mendayung perahu mereka yang dalam kondisi bocor dan perlahan tenggelam. Selain itu, ada juga Twister Simulator yang menuntut peserta untuk menebak lagu dengan kondisi berada dalam tabung yang berisi angin berkecepatan 127 km/jam. Terakhir, peserta juga harus bermain finding the boss di kawasan Gangster Town.


SHARE: